Yura merupakan seorang mahasiswa anak seorang musisi legendaris yang sudah tak terkenal. Keluarganya terlilit utang dan membuat Yura wajib diwujudkan ‘jaminan’ untuk melunasi utang-utang keluarganya dengan metode dijodohkan dengan keluarga orang kaya.

Sayang, sikap kurang ajar si calon suami membuat seluruh rencana itu awut-awutan. Beruntung Yura masih memiliki dua sahabat dekat: Oka dan Tian. Keduanya senantiasa ada untuk Yura. Sampai akhirnya Tian mengakui bahwa dirinya menyimpan hati pada Yura.

Yura dan Tian malahan berpacaran dan bertunangan. Sayang, Yura dan Tian melakukan hubungan yang wajib tak mereka lakukan sebelum menikah, hingga Yura hamil. Ketika itu, Tian tengah pergi ke Amerika untuk mengurusi bisnis keluarganya dan tak pernah kembali. Yura yang hamil wajib berjuang sendirian.

Untungnya, Oka tak pernah meninggalkan Yura. Ia jadi malaikat bagi Yura. Lalu, bagaimana kisah hidup Yura berikutnya? Akankan Oka jadi pria di masa depan Yura? atau Tian yang kemudian kembali dan sekali lagi memberi mahjong ways 2 kemauan? Simak kisahnya segera di Netflix!

Kisah Klasik yang Dibalut Apik
Barangkali banyak yang underestimate dengan film ini. Cemas dengan jalan ceritanya yang terlalu lumrah. Atau, gaya-gaya sinetron yang masih dibawa. Kongkritnya, tak!

Secara premis memang masih cukup klasik, namun dengan gaya penceritaan yang bagus, penonton bisa turut terhanyut pada kisah hidup Yura. Segala keresahan yang dialami Yura, bisa tergambarkan apa adanya. Plotnya memang agak lambat, namun sedikit demi sedikit perselisihan muncul silih berganti dengan bagus.

Sampai pada satu jam terakhir, klimaks yang dinantikan penonton malahan muncul. Perselisihan yang mungkin tak terlalu diperhitungkan sebelumnya, terjawab satu per satu. Maka dari itu, padahal jalan ceritanya masih klasik, dengan sedikit bumbu-bumbu sinetron, namun konsisten asik untuk ditonton.

Perselisihan Besar yang Antiklimaks
Sayangnya, ada perselisihan besar yang diperkenankan mengambang semacam itu saja, merupakan ketika Yura mengetahui bahwa Tian meninggalkannya ke Amerika. Film serasa tak beranjak dari kejadian itu. Permasalahan yang terjadi hanya tentang Oka yang muncul sebagai sosok pria dambaan yang memang diperlukan Yura pada masa sulitnya.

Sampai Yura juga menyimpan hati pada Oka. Sayang banget durasi yang tersisa cukup banyak itu tak mengembalikan sosok Tian pada kehidupan Yura. Membikin si pemeran utama kita ini keder wajib memilih Oka atau Tian. Yap, hal tersebut memang tak ditampilkan. Alhasil, akhir kisahnya terasa kurang greget.

Kental dengan Nuansa 1998
Film ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan Pandhu AdjiSurya. Sebagaimana kita tahu, Hanung merupakan tipikal sutradara yang benar-benar memandang rinci zaman.

Film ini berlatar pada 1998. Segala faktor dalam film ini disesuaikan dengan latarnya. Mulai dari pakaian, kendaraan, barang-barang, hingga hal-hal kecil disesuaikan dengan yang terjadi pada tahun tersebut. Pun di film ini juga diselipkan sinetron Tersanjung jadul yang terpampang di TV.

Cuma saja, sedikit bocor ketika adegan Yura meratapi hidupnya di pinggir rel kereta api. Ketika itu kereta api yang melalui merupakan kereta dengan desain gerbong terkini. Selebihnya, nyaris tanpa celah. Segala ini mengingatkan kita pada Hanung ketika menggarap film Habibie & Ainun (2012) dan Bumi Manusia (2019). Segala properti disiapkan dengan rinci pantas dengan latar film yang digarap.

By admin 7

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *